Di kabupaten
Pamekasan ada beberapa kebudayaan. Di Pamekasan alat seperti keris masih
menjadi sebuah benda yang sakral. Para kaum tua banyak yang mempunyai keris
yang mereka simpan selama bertahun-tahun. Keris ini dipercaya mempunyai
kekuatan dan mereka merawat keris tersebut. Ada pula yang menganggap keris
tersebut merupakan wujud dari nenek moyang atau sesepuh mereka.
Selain
keris, ada pula sebuah tradisi di Pamekasan yang diperingati setiap satu tahun
sekali. Tentunya nama Kerapan Sapi tidak asing lagi di telinga kita. Kerapan
Sapi merupakan sebuah tradisi yang dipatenkan sebagai tradisi orang Madura.
Kerapan Sapi ini merupakan balapan yang terdiri dari dua ekor sapi dan satu
joki. Kerapan sapi ini biasanya setiap bulan bahkan setiap minggu dilaksanankan.
Akan tetapi ajang bergengsi dari Kerapan Sapi ini biasanya diperingati setiap
satu tahun sekali. Ajang ini disebut ajang bergengsi karena memperebutkan Piala
Presiden. Ajang bergengsi ini biasanya diselenggarakan di Stadion Hadiwidjojo
yang berada di daerah Lawangan Daya. Mayoritas penonoton Kerapan sapi ini
adalah laki-laki. Biasanya kerapan sapi ini dimulai dari pagi sampai sore hari.
Tradisi yang
lain selain Kerapan Sapi adalah Sapeh
Sonok. Sapeh sono’ ini biasanya dilaksanankan setiap tahunnya di
Karesidenan tepat sebelah Utara jantung hati Pamekasan. Berbeda dengan Kerapan
Sapi, Sapeh Sonok ini dalam dandanannya lebih heboh dari Kerapan Sapi. Disini
sapi didandani dengan berbagai macam atribut agar sapi tersebut terlihat
cantik. Dan selanjutnya akan dilakukan penilaian kepada sapi-sapi tersebut.
Setelah acara Sapeh Sonok ini pada malam harinya akan diadakan acara yang
dianggap sakral yang dinamakan “Semalam di Madura” yang dilaksanakan di jantung
hati Pamekasan atau yang lebih dikenal dengan Arek Lancor. Acara ini
memperkenalkan kesenian-kesenian yang ada di Madura khususnya Pamekasan.
Misalnya saja seni tari, seni musik dan seni suara. Banyak orang yang ingin
menonton acara ini. Akan tetapi hanya para tamu undangan yang boleh masuk. Yang
tidak memiliki undangan hanya dapat melihat dari luar.
Kabupaten pamekasan ini menyimpan banyak sekali makanan khas yang harus
di cicipi pada waktu anda berkunjung ke pamekasan, dengan ragam olahan
seperti sajian lezat seperti sate lalat, soto lorjuk, krupuk raksasa, keripik tette dan petis ikan, dan rujak tajin .
Di Madura, banyak dijumpai perguruan pencak
silat yang mengajarkan cara menggunakan celurit. Walaupun hanya sebuah
benda mati, celurit memiliki beragam cara penggunaannya. Ini tergantung
dari niat pemakainya. Dimana perguruan silat menggajarkan tidak sekadar
diajarkan untuk melumpuhkan lawan. Namun seorang pemain silat harus
memiliki batin yang bersih dengan berlandaskan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar